Jakarta Satgas gabungan TNI-Polri berhasil memukul mundur Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) yang menyandera masyarakat di Kimbeli dan Utikini, Tembagapura, Papua, Jumat, 17 November 2017.
Seribuan sandera berhasil diselamatkan tanpa ada yang cedera.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, satgas telah melakukan berbagai cara persuasif untuk membebaskan para sandera.
Namun, akhirnya tindakan tegas harus diambil karena beberapa faktor. Antara lain, permintaan KKSB yang tak masuk akal.
"Mereka minta Freeport harus ditutup. Kemudian militer Indonesia harus segera ditarik dari Papua dan diganti dengan pasukan keamanan PBB," ujar Gatot dalam sambutannya di acara Munas Pepabri, Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu, 22 November 2017 malam.
Selain itu, ucap Gatot, kelompok separatis itu juga menuntut agar pemerintah Indonesia menyetujui pelaksanaan pemilihan bebas untuk menentukan nasib sendiri rakyat Papua. Kemudian Pemda Papua dan Papua Barat diminta diganti dengan pemerintah perwalian PBB.
"Itulah yang mendorong TNI melakukan langkah-langkah pembebasan sandera," kata dia.
12 Wanita Jadi Korban
Faktor lain yang memicu pembebasan harus segera dilakukan adalah, masyarakat telah cukup lama diisolasi, sehingga cadangan logistik menipis.
Selain itu, setidaknya terdapat 12 wanita yang menjadi korban pelecehan seksual KKSB tersebut.
"Mereka juga menyita Rp 107,5 juta, 254,4 gram emas, dan 200 ponsel. Dan melarang masyarakat melakukan kebaktian (ibadah)," ucap Gatot.
Setelah melakukan perhitungan secara cermat dan perencanaan yang matang, satgas gabungan TNI-Polri pun beraksi.
Mereka akhirnya berhasil memukul mundur KKSB tersebut dan mengamankan seribuan masyarakat yang sempat tersandera.
"Alhamdulillah bisa diselamatkan tanpa ada satu sandera yang cedera. Dan mereka kita kejar, ada dua separatis yang mati dan kita temukan satu senjata," ujar Gatot.
Ayo bermain di SBOBET
depo RP.1.000.000, dapatnya RP.1.500.000
depo RP.500.000, dapatnya RP.650.000
depo RP.100.000, dapatnya RP.125.000